Universitas gunadarma

Selasa, 01 November 2011

Meraup Rupiah dari Mengolah Wadah Sampah


Jakarta - Berawal dari pemikiran tempat sampah selalu dibutuhkan oleh manusia, Tatang menggeluti usaha produksi tempat sampah daur ulang. Pria setengah baya asal Sumedang ini, sukses menciptakan kreasi dengan memproduksi limbah drum bekas menjadi tempat atau tong sampah yang indah dan unik.

Melalui bengkel kerjanya di Karang Mulia, Karang Tengah, Tangerang, ia bersama Deni putranya mendirikan usaha dagang (UD) Kreatif Drum. Hasilnya selama satu setengah tahun berjalan, produksi tong sampahnya banyak diminati konsumen.

Peminatnya mulai dari rumah tangga, pengelola pasar, ruko, sub kebersihan di kecamatan hingga kelurahan dan lain-lain. Dalam sehari Tatang bisa menjual mulai dari 10 hingga ratusan tong jika ada permintaan khusus. Tatang mengaku usaha produksi tong sampah daur ulang ini hanya kebetulan.

Sebelumnya ia salah satu perajin kompor minyak tanah yang harus tergusur dengan adanya program konversi minyak tanah ke elpiji 3 Kg."Dulu saya usaha kompor, lalu diganti karena banyak tutup, banyak kawan-kawan yang beralih ke usaha batu, jual tanaman dan lain-lain," katanya kepada detikFinance akhir pekan lalu.

Tatang mengaku dari sisi hitungan bisnis sangat menguntungkan memproduksi tong sampah ketimbang kompor. Alasannya selain proses produksi yang lebih mudah, pemasaran tong sampah tak terbebani dengan masalah perputaran modal.

"Kalau kompor, kita harus banyak modal karena dijualnya diutang, kalau tong sampah ini jual cash," katanya.

Menurutnya bisnis tong sampah sangat menjanjikan, selain biaya produksinya rendah, keuntungan yang bisa diambil lumayan besar. Ia mengilustrasikan untuk pembelian satu bahan drum bekas hanya Rp 20.000 sampai Rp 30.000. Sementara harga jual tong sampah yang sudah jadi dibandrol Rp 50.000 sampai Rp 55.000.

Produksi tong sampahnya relatif lebih kompetitif dibandingkan produk tempat sampah dari fiber plastik yang dijual di toko-toko moderen dengan harga Rp 100-150.000. Soal daya tahan, tong sampah ini dijamin bisa awet hingga tahunan dengan kelebihan bebas pecah.

"Modalnya sederhana hanya alat potong drum dan cat, semuanya dilakukan manual," katanya.

Tatang menjelaskan untuk mendapatkan bahan baku, ia tak mengalami kesulitan karena biasanya drum-drum bekas cat tersebut dikirim langsung oleh penyuplai dari pabrik-pabrik pengguna cat ukuran besar. Walaupun dalam periode tertentu suplai drum dari pabrik jumlahnya berkurang.

"Modal awal nggak banyak, tak sampai Rp 5 juta, itu sudah termasuk menyewa tanah, kita pakai bulanan Rp 500.000," katanya.

Dalam mengelola bisnis ini, lanjut Tatang, relatif mudah, baginya modal kerja tak menjadi masalah. Pasalnya, banyak supplier drum bekas memberikan keringanan dengan memberi utangan bahan baku. Hal ini sangat beralasan, karena biasanya jika tak dijual ke tempatnya, drum-drum bekas eks pabrik itu hanya bisa dikilo dengan harga yang jauh lebih murah.

"Masalah usaha ini memang kadang-kadang suplai drum limbah pabrik nggak menentu. Apalagi kalau ada permintaan jumlah banyak," katanya.

Ia optimistis usahanya ini terus berkembang, setidaknya Tatang sudah memiliki satu mitra usaha yang sama sebagai 'cabang' di lokasi yang berbeda. Menurutnya produksi tong sampah daur ulang turut mensukseskan program pemerintah menjaga lingkungan dan bisa menginspirasi orang lain.


Tatang

UD. Kreatif Drum

Kel Karang Mulia Karang Tengah Kota Tangerang RT 001 RW 05
Lokasi di depan SPBU Karang Tengah

sumber: http://finance.detik.com/read/2011/10/05/110409/1737120/480/meraup-rupiah-dari-mengolah-wadah-sampah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar